CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Jumat, 17 Februari 2012

Android, Mesin Uang Produktif bagi Microsoft

VIVAnews - Microsoft mengumumkan mereka telah meraih langkah maju di industri smartphone dengan menuntaskan satu perjanjian lisensi paten. Kali ini, korbannya adalah LG Electronics.

Menurut Microsoft, mereka telah melakukan kesepakatan dengan LG untuk mengenakan lisensi terhadap perangkat berbasis sistem operasi Android dan Google Chrome mereka.

Tidak dijelaskan secara spesifik seperti apa perjanjian tersebut. Namun melihat perjanjian lisensi yang telah dikenakan Microsoft terhadap sejumlah partnernya, tampaknya LG akan terpaksa membayar royalti.

Dalam pengumumannya, Microsoft mengumumkan bahwa kini 70 persen dari seluruh smartphone Android yang beredar di Amerika Serikat tercakup dalam perjanjian lisensi mereka dan mereka bangga akan keberhasilan yang berkesinambungan ini.

Menurut sejumlah pengamat, banyak yang harus dilakukan oleh Microsoft untuk mengejar ketertinggalan dari Android. Namun perjanjian-perjanjian lisensi yang terus didapat tentunya merupakan pendapatan yang lumayan.

Sejauh ini, Samsung telah mambayar uang tunai pada Microsoft setiap mereka menjual satu unit handset. Diperkirakan nilainya mencapai US$15 per perangkat. Angka ini bukan angka yang kecil jika mengingat Samsung memasarkan Galaxy S2 mereka (misalnya), dalam jumlah jutaan unit.

Selain Samsung, Microsoft juga telah meraih penghasilan sampingan dari HTC dan Acer akibat mereka memproduksi perangkat Android ataupun Chrome OS. Dan tampaknya, Microsoft tidak akan berhenti untuk terus mengejar seluruh produsen perangkat berbasis Google OS.

Microsoft juga berupaya untuk menggaet Barnes & Noble dan juga Motorola Mobility, yang baru saja diakuisisi oleh Google. Meski demikian, keduanya masih belum tersentuh.

Menurut Florian Mueller, pakar pemerhati isu paten, kemungkinan, perjanjian lisensi antara Microsoft dan LG merupakan perjanjian yang sama jenisnya dengan perjanjian antara Microsoft dengan pembuat perangkat Android lainnya.

Perjanjian ini, kata Mueller, selain merupakan berkah besar bagi Microsoft, membuat Barnes & Noble dan Motorola Mobility semakin terancam.

“Ini merupakan capaian terbaru dari bisnis lisensi paten Microsoft dan mereka yang menolak untuk mengambil lisensi, khususnya Motorola dan Barnes & Noble, kini semakin terisolasi,” kata Mueller, dikutip dari Tech Eye, 16 Januari 2012.

Kedua perusahaan itu, kata Mueller, akan mendapatkan Gugatan oleh Microsoft. Sementara yang lain telah bebas dari gugatan karena bersedia bernegosiasi dengan Microsoft terkait properti intelektual yang meliputi platform Google.
• VIVAnews

Microsoft Hadirkan Zona Teknologi Informasi

VIVAnews - Menyadari bahwa pendidikan memiliki korelasi positif dengan indeks pengembangan manusia di Indonesia dan indeks tingkat persaingan global, Microsoft Indonesia meluncurkan dua inisiatif pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Inisiatif ini bertujuan untuk membantu memperkuat pertumbuhan Indonesia melalui pemberdayaan teknologi dan kemampuan teknis tenaga kerja generasi masa depan.

Salah satu inisiatif pendidikan berbasis TIK tersebut yakni lewat Zona Teknologi Informasi dan Komunikasi yang digelar di Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar ini tersedia tidak hanya bagi bagi anak-anak, tapi juga khalayak umum.

Pengembangan Taman Pintar Yogyakarta juga merupakan proyek percontohan nasional untuk tempat-tempat sejenis lainnya di Indonesia, dan menggunakan pendekatan filsafat Ki Hajar Dewantara yakni Niteni (memahami), Niroake (menirukan), dan Nambahi (mengembangkan).

Di taman pintar ini, pengunjung bisa melihat angkasa luar lewat Worldwide Telescope – sebuah pengalaman astronomi berbasis perangkat lunak – dan memainkan game pendidikan lewat Microsoft Xbox yang dilengkapi Kinect, serta membuka situs-situs pendidikan interaktif di berbagai komputer yang disediakan di zona tersebut.

“Inovasi dan teknologi merupakan dua unsur penting bagi pertumbuhan, dan hanya dengan bekerja sama, kita akan bisa mencapai visi Indonesia menjadi Masyarakat Berbasis Pengetahuan,” kata Manish Chopra, Marketing and Operations Director Microsoft Indonesia, di Jakarta, 26 Januari 2012.

Inisiatif lain yang digelar adalah Kompetisi Microsoft National Innovative Teachers. Elemen kunci dari kompetisi yang melibatkan para guru ini berupa kemampuan inovasi para guru yaitu Most Creative, Most Innovative, Most Original, dan Most Edutaining.

Pada kompetisi ini, 15 guru inovatif telah terseleksi dan kemudian akan ditentukan empat pemenang. Keempatnya nantinya akan berpartisipasi dalam Microsoft Partners in Learning Asia Forum 2012 di Auckland, New Zealand. Mereka akan dapat berkolaborasi dengan para koleganya dari negara-negara lain di Asia Pasifik.
• VIVAnews

Survei: 26% Dokter di Eropa Kerja Pakai iPad

VIVAnews - Sebuah survei mengungkap bahwa lebih dari seperempat dokter di Eropa saat ini menggunakan iPad untuk  bekerja. Perangkat Apple tersebut menggantikan desktop dan laptop.

Fenomena tersebut mengikuti jejak pilot maskapai penerbangan, astronot dan kolektor sampah yang menggunakan iPad untuk keperluan pekerjaan mereka.

Berdasarkan data terbaru dari Manhattan Research, perusahaan riset farmasi dan kesehatan, 26 persen dokter yang tinggal di Eropa memiliki iPad. Sementara di antara mereka yang tidak punya iPad, 40 persen mengatakan berencana membeli iPad dalam jangka satu sampai enam bulan ke depan.

Riset juga menemukan waktu online yang dihabiskan saat bekerja. Sebanyak 27 persen di antaranya menggunakan iPad untuk online.

Meski begitu, 55 persen dokter masih menggunakan desktop dan laptop dalam mengakses internet. Sedangkan sebanyak 80 persen dokter mengakses internet dengan smartphone.

Survey dilakukan kepada 1.207 responden yang berprofesi sebagai dokter di Jerman, Perancis, Spanyol, Italia dan Inggris Raya pada akhir tahun lalu. Laporan data menunjukkan kepemilikan iPad bagi dokter lebih lazim terjadi di Inggris, yaitu 31 persen menggunakan perangkat iPad saat bekerja.
Sebagai perbandingan, dokter di Perancis dan Jerman yang online saat bekerja mencapai 28 persen, 21 persen di Italia dan 20 persen di Spanyol.

Manhattan Research menemukan bahwa dengan iPad, para dokter menggunakan perangkat mereka untuk menemukan informasi online, browsing bermacam-macam artikel serta melihat video yang terkait dengan pekerjaan mereka. Riset itu juga menemukan bahwa para dokter giat menggunakan perangkat itu untuk mengatur dan mendidik pasien mereka.

“Kami menemukan bahwa dokter yang memiliki iPad menghabiskan waktu 27 persen saat bekerja. Ini kemungkinan menggantikan waktu desktop dan beberapa media offline lainnya,” kata Analis utama Manhattan Research Christina Anthogalidis.

Hasil riset menunjukkan bagaimana perangkat serbaguna Apple terus membuat terobosan di sejumlah industri, dengan aplikasi pengembang yang lebih teliti dari sebelumnya untuk membuat perangkat lunak berguna untuk orang-orang dalam kehidupan profesional mereka.

Memang, sejumlah perusahaan farmasi seperti AstraZeneca, Janssen dan Vertex telah muncul dengan aplikasi yang ditujukan untuk petugas kesehatan dalam profesi medis. Ini merupakan cara baru untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka.

Apple sendiri telah menjual lebih dari 55 juta iPad sejak diluncurkan pada tahun 2010. Sejak itu pula iPad mendominasi pasar tablet. | Digital Trends

• VIVAnews